Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Pilar Parenting




​Maraknya kejahatan akhir-akhir ini, bahkan dilakukan oleh anak-anak menjadikan para orang tua geram sekaligus was-was. Keterbukaan informasi dan kemajuan teknologi yang luar biasa, menjadikan siapa pun, tua-muda, laki-laki perempuan, semua dapat mengakses informasi, apa pun bentuk informasinya, baik-buruk, jahat-damai dan masih banyak lagi warnanya.

​Dalam situasi seperti ini, orang tua dituntut untuk mampu melakukan pola asuh (parenting) yang tepat kepada anak agar mampu menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang tangguh, cerdas dan tetap dalam kerangka akhlak mulia serta sealamat di dunia dan akherat (sebagaimana QS. At-Tahrim/66: 6)

​Setidaknya ada 5 pilar dalam parenting, sebagaimana disampaikan Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid yang akrab dipanggil Mbak Alissa Wahid dan sekaligus putri Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid, yaitu rahmah, fitrah, mas'uliyah, uswah, dan maslahah.

​Pilar yang pertama adalah rahmah atau kasih sayang. Bahwa orang tua dalam berhubungan dengan anak, musti dibangun dengan prinsip kasih sayang yang didasarkan kepada kebutuhan dan kepentingan pada diri anak. Perilaku, pembicaraan dan cara berbicara pun dalam kerangka mendidik dengan teladan, semata-mata dilakukan oleh orang tua untuk kemanfatan sebesar-besarnya diperoleh oleh anak untuk kebaikan masa depannya yang bermartabat. ​

Pilar kedua, adalah fitrah, dasar yang musti disadari dan dipahami oleh para orang tua bahwa mengasuh dan mendidik anak tidak bisa mengabaikan fitrah dasar anak dengan masa perkembangan dan karakter di setiap masanya, baik secara biologis, psikis maupun mental. Dimulai dari masa bayi, kanak-kanak, remaja awal, remaja akhir  dan seterusnya. Dengan begitu akan dapat dimengerti bahwa anak-anak bukanlah miniatur manusia dewasa, apalagi miniatur orang tuanya.

​Ketiga, pilar mas’uliyah atau tanggung jawab. Pilar ini mengharuskan para orang tua dalam pengasuhan anak berfokus pada pengembangan anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab, tidak mudah menyalahkan orang lain, terus belajar disiplin, memiliki perencanaan dan kemandirian yang baik. Maka memberi teladan tentang nilai-nilai utama manusia sebagai hamba Tuhan dan makhluk sosial adalah sangat penting. ​

Pilar keempat, adalah maslahah atau kontributif. Dalam pengasuhan anak adalah sangat penting bagi orang tua untuk mengembangkan anak menjadi pribadi yang shalih, mempunyai kontribusi, memberi manfaat dan mendatangkan kebaikan baik bagi dirinya sendiri keluarga maupun lingkungan masyarakat di seputarnya. Pengambilan peran di berbagai kesempatan akan melatih anak menemukan peluang-peluang kerja, yang memaksimalkan daya dorong anak untuk melakukan kebaikan  (amar ma’ruf) sekaligus daya tahan menolak segala keburukan (nahi munkar).

​Yang terakhir adalah pilar uswah atau keteladan. Pilar yang kelima ini menjadi penentu bagi terlaksananya keempat pilar sebelumnya, di mana kedua orang tua harus selalu seiring sejalan menjadi teladan terhadap apa yang diajarkan, menjadi manusia pertama yang dilihat anak, mengawali, mencontohi dan melaksanakan semua nilai-nilai kebaikan yang diajarkan, dan kesepakatan yang dibuat bersama dalam rumah tangga.

​Mari terus berproses demi terciptanya diri sendiri dan generasi muda kita menjadi sosok pribadi berdaya, mandiri, muslih dan muslihah  yang mempunyai kebermanfaatan dan keberkahan maksimal bagi semuanya. Wallahu a'lam []
 
Ditulis oleh Dr. Nyai Hj. Arikhah, M.Pd.
Pengurus MUI Prov. Jateng, Dosen FUHUM UIN Walisongo, Pegiat Ponpes Darul Falah Besongo, JPPPM,  Jaringan KUPI