Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pesantren Minim Sampah

 Pesantren Minim Sampah

Ummy Atika, Bidang Pendidikan JP3M Nusantara

Sampah merupakan permasalahan klasik di seluruh dunia yang sulit dipecahkan. Khusus di Indonesia, sampah menjadi penyebab utama bencana banjir di beberapa daerah. Tidak bisa dipungkiri, bahwa setiap manusia pasti akan menghasilkan sampah setiap hariny




a. Entah itu organik maupun sampah non organik. Tanpa adanya pengelolaan yang tepat, maka sampah akan menjadi masalah serius.

Di Indonesia diperkirakan sebanyak 85.000 ton sampah yang dihasilkan perharinya. Dan diperkirakan, jumlah ini akan terus meningkat apabila tidak ada kebijakan tegas dalam pengelolaan sampah. Jumlah ini didominasi oleh sampah yang berasal dari rumah tangga. bungkus makanan, botol kemasan, potongan sayur, kulit buah ataupun sisa makanan.

Selain pasar, pondok pesantren merupakan salah satu penyumbang sampah rumah tangga terbesar karena potensi populasi yang ada di dalamnya. Memasak dalam jumlah yang cukup banyak tentu akan menyisakan sampah dapur yang menumpuk. Banyaknya kiriman untuk para santri, akan menghasilkan sampah plastik dimana-mana. Jumlah santri putri yang ratusan, menjadikan sampah pembalut  tidak bisa dihindari.

Mengetahui fakta ini, sudah seharusnya pondok pesantren bergerak melakukan satu langkah pembenahan untuk mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Ada banyak hal yang bisa dilakukan, seperti :

1.     Melakukan pemilahan sampah organik. Sisa olahan dapur, dimasukkan ke komposter agar hancur dan menjadi tanah. Tanah yang dihasilkan, dimanfaatkan untuk menanam sayuran yang bisa diolah kembali oleh dapur pondok. Dengan begini, akan ada penghematan pengeluaran belanja dapur dan mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPS.

2.     Menghimbau dan membiasakan wali santri untuk menggunakan wadah pakai ulang ketika mengirim putra putrinya di pondok dan mengganti kantong plastik dengan tas kain. Sehingga, wadah ini bisa dikembalikan dan diisi kembali oleh orangtuanya saat akan mengirim putra-putrinya. Walaupun sedikit repot, tetapi ini akan sangat berdampak pada berkurangnya sampah plastik yang dihasilkan pondok pesantren.

3.     Memilah dan mengumpulkan sampah botol untuk dijual kembali. Manfaat sampingan selain kebersihan, pondok akan mendapat pemasukan dari penjualan botol bekas.

4.     Menganjurkan penggunaan pembalut kain, agar bisa dicuci kembali setelah pemakaian. Tanpa disadari, pembalut sekali pakai yang biasa kita gunakan, dapat menyebabkan mampetnya saluran air. Karena seringkali pembalut ini dibuang ke toilet atau saluran pembuangan. Untuk mengurangi resiko ini, pembalut kain merupakan salah satu solusi untuk mengurangi sampah pembalut dari pondok pesantren.

Islam adalah agama yang cinta kebersihan. Nabi Muhammad SAW. sangat masyhur dengan kebersihan dan kerapiannya. Sudah seharusnya kita umat islam, khususnya pondok pesantren yang merupakan pondasi dari keilmuan syariat islam, menjadi pelopor dalam meningkatkan kebersihan. Baik itu kebersihan diri maupun lingkungan.

Dengan membiasakan membuang, memilah, dan mengolah kembali sampah di pondok pesantren, akan membentuk sebuah karakter cinta kebersihan dalam diri santri yang sangat dibutuhkan dalam membangun generasi yang sehat dan tanggap lingkungan. Dimulai dari pesantren bersih, menuju Indonesia bersih.