PENDIDIKAN KARAKTER UMMAHAT AL-MUKMININ
PENDIDIKAN KARAKTER UMMAHAT AL-MUKMININ :
Ibunda Hajar, Sayyidah
Khadijah al-Kubro, Aisyah r.a
(Perempuan-perempuan
hebat dalam lintasan sejarah)
Oleh : Ibu Nyai Hj. Hafidah
بسم الله الرحمن الرحيم
النبيّ أولى بالمؤمنين من أنفسهم وأزواجه أمّهاتهم (الاحزاب :
6)
Mempelajari sejarah
hidup Ummahat al-Mukminin akan dapat memberikan inspirasi / I’tibar bagi kita
bagaimana karakter dan kepribadian mereka, bagaimana jiwa dan semangat
perjuangan mereka demi lancarnya penyiaran agama Islam dan kemajuan umat Islam
sehingga dapat menjadi teladan bagi kita, dan kita dapat mencontoh
pribadi-pribadi tersebut.
1. Ibunda Hajar
Hajar adalah istri Nabi Ibrahim yang sebelumnya adalah
sebagai budak. Hajar lah yang melahirkan putra pertama Nabi Ibrahim, yaitu
Ismail yang nantinya menurunkan Muhammad SAW. Beliau adalah perempuan yang
kemudian meninggalkan pada umat manusia suatu sumber kehidupan : sumber air
yang tidak pernah habis. Luar biasa.
Ibunda Hajar tidak pernah putus asa untuk terus berharap akan
datangnya pertolongan Allah. Upaya yang tak kenal lelah inilah yang akhirnya
mengundang barakah/anugrah Allah. Kita ingat bagaimana perjuangan Ibunda Hajar
untuk mendapatkan air yang dapat diberikan pada bayinya, Ismail yang kehausan
dan kelaparan di padang tandus nan gersang. Ketika berada di suatu lembah bukit
Shafa, kemudian beliau berlari-lari dari bukit Shafa ke bukit Marwa dengan
terus berdo’a, memohon pertolongan dari Allah. Do’anya di akhir hari itu : “Ya
Allah, Engkau telah mendengar dan mengabulkan pinta kami. Kini sekali lagi aku
memohon ampunan-Mu, kasih sayang-Mu, dan berkah yang Engkau janjikan kepada
kami melalui nabi-Mu, Ibrahim”. Namun
tiba-tiba matanya bercahaya, beberapa depa darinya tepatnya di bawah
kaki Islamil terlihat ada genangan air. Itulah yang kemudian hari disebut sumur
Zam-zam. Kisah ini kemudian diabadikan dalam syari’at haji, yaitu Sa’i.
Dalam keadaan yang begitu berat dan sulit, Hajar terus
mengucapkan syukur dan dzikir. Antara lain ucapannya : “terima kasih ya Allah,
Engkau telah menjadikanku bagian dari perjalanan hidup kekasih yang sangat
Engkau cintai. Terima kasih ya Allah, karena telah melibatkanku dalam rencanamu
untuk nabi-Mu yang mulia.”
Perjuangan Hajar filosofinya sangat dalam, beliau beribadah
dalam suka cita, dalam suasana hati yang senang. Kekuatan akidah, kesabaran
jiwa, ketawakalan hati, kekuatan mental, dan segala keutamaan yang tersemat
pada sosok Hajar adalah teladan bagi kita.
2. Sayyiidah Khadijah al-Kubro
Sayyidah
Khadijah al-Kubro adalah istri Nabi Muhammad SAW yang pertama dan ibu dari putra-putri
Nabi. Khadijah adalah wanita pertama yang mengimani dan membenarkan Nabi.
Bahkan turut berjuang dalam mensyiarkan agama Islam di kalangan bangsa Arab.
Khadijah binti
Khuwailid adalah seorang janda bangsawan Quraisy dan seorang hartawan yang masyhur.
Beliau bukan hanya sekedar sebagai istri biasa dalam kehidupan Rasulullah SAW,
tetapi juga menjadi tulang punggung yang tangguh dalam perjuangan menegakkan
Islam di muka bumi ini.
Meskipun
Sayyidah Khadijah telah wafat, seringkali Rasulullah SAW menyebut-nyebutnya,
menunjukkan sayangnya kepada Khadijah. Hal ini membuat cemburu Aisyah, sehingga
beliau berkata kepada Rasulullah SAW : “bukankah Allah telah memberikan ganti
yang lebih baik?”. Rasulullah SAW menjawab : “Demi Allah, sungguh Allah tidak memberikan
kepadaku ganti yang lebih baik daripadanya, dia beriman di saat-saat orang lain
masih kafir, dia membenarkanku di saat orang lain mendustakanku, dia menolong
aku dengan hartanya di saat orang lain tidak mau memberikan kepadaku, dan Allah
SWT memberikan anugrah anak kepadaku darinya, bukan dari wanita (istri) yang
lain.
Tatkala Nabi
Muhammad menerima wahyu dan merasa berat memikul tugas mulia itu, Khadijah r.a
membesarkan hati suaminya dengan ucapannya : “Demi Allah, Dia tidak akan
membiarkan anda mengalami kegagalan dalam menjalankan tugas & kewajiban
Anda. Bagaimana Allah dapat berbuat demikian, sedang Anda rendah hati dan ramah
terhadap sanak keluarga. Anda membantu orang-orang yang dalam kesusahan,
menghormati tamu, dan tetap berdiri di atas kesuian dan kebenaran, meskipun
menghadapi bahaya”.
Demikianlah,
Sayyidah Khadijah dapat menjadi penyejuk hati Rasulullah dan telah mengorbankan
harta bendanya untuk berjihad di samping Rasulullah, di kala musuh Rasulullah
SAW tak terbilang banyaknya dan kawan-kawannya baru sedikit. Beliau wafat pada
tahun ke-3 sebelum hijrah (dikenal dengan amul huzni/ tahun kesedihan).
Dari beliau Rasulullah mendapat anugrah 6 putra/putrid, yaitu : Qasim dan
Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah az-Zahra.
3. Aisyah r..a
Aisyah adalah putri dari sahabat Abu Bakar Ash-Shidiq r.a.
yang dipinang oleh Rasulullah SAW berdasarkan perintah Allah (wahyu) yang
dibawa malaikat Jibril melalui mimpi.
Meskipun dalam usia yang masih belia ketika menikah dengan Rasulullah SAW,
namun Aisyah dapat melaksanakan urusan rumah tangga dengan sebaik-baiknya,
mentaati pengarahan-pengarahan Rasulullah SAW, dia hafal semua perkataan dan
perbuatan Beliau.
Aisyah r.a adalah satu-satunya istri yang dinikahi Rasulullah
SAW yang masih gadis. Beliau adalah istri Rasulullah SAW yang paling pandai dan
paling banyak ilmunya, bahkan di antara para wanita umat Muhammad SAW.
Rasulullah SAW mengetahui kecerdasan, kesetiaan, hafalan dan
pemahamannya tentang ajaran agama Islam, sehingga suatu ketika Beliau bersabda:
خذوا نصف دينكم عن هذه الحميراء
Artinya : “ambillah
setengah (sebagian) agamamu dari Humaira’ ini.
(catatan : Humaira’
adalah julukan yang diberikan oleh Nabi bagi Aisyah)
Aisyah adalah salah
seorang sahabat yang banyak meriwayatkan Hadis Nabi, dan bahkan banyak sahabat besar yang berguru ataupun
meminta fatwa kepadanya.
PELAJARAN YANG
DAPAT DIPETIK DARI KISAH
UMMAHAT
AL-MUKMININ
Sebagai seorang hamba Allah, seorang wanita pun mempunyai potensi dan peluang untuk menjadi hamba yang ideal dan akan mendapatkan perhargaan dari Tuhan sesuai dengan kadar pengabdiannya, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. al-Nahl/16 : 97 :
من عمل صالحا من
ذكر أو أنثى وهو مؤمن فلنحيينه حياة طيّبة ولنجزينّهم أجرهم بأحسن ما كانوا يعملون
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa telah mereka kerjakan.”
Ayat tersebut
menjelaskan kepada kita bahwa setiap mukmin, laki-laki maupun perempuan
mempunyai peluang yang sama untuk mendapatkan anugrah dari Allah, yaitu
kehidupan yang baik, ketika kita melaksanakan amal shaleh. Bahkan dalam
ayat-ayat yang lain Allah menjanjikan surge dan rezeki yang tak terhitung,
sebagaimana disebutkan dalam Q. S. an-Nisa’/4 : 124 :
ومن يعمل من الصالحات من ذكر أو أنثى وهو مؤمن فأولئك يدخلون
الجنة ولا يظلمون نقيرا
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke surge dan mereka tidak dianiaya sedikitpun”.
Ayat-ayat
tersebut di atas mengisyaratkan bahwa prestasi individual, baik di bidang spiritual
maupun urusan karir professional, tidak mesti dimonopoli oleh laki-laki saja,
tetapi perempuan pun memperoleh kesempatan yang sama untuk meraih prestasi
optimal. Hal ini telah ditunjukkan oleh teladan-teladan kita, yaitu Ummahat
al-Mukminin, seperti Ibunda Hajar, sayyidah Khadijah al-Kubro, Aisyah r.a
dan yang lainnya.
Ibunda Hajar
adalah sosok seorang wanita yang teguh imannya, ikhlas, taat kepada Allah dan
Rasul-Nya, Nabi Ibrahim a.s. Dalam keadaan apapun senentiasa menyandarkan diri
kepada Allah SWT, selalu dzikir. Beliau berani menghalau iblis yang
berkali-kali menggodanya, tak gentar sedikit pun mengusir iblis dari
hadapannya.
Sayyidah
Khadijah al-Kubro adalah seorang wanita mukmin yang tangguh, punya etos kerja
tinggi, dan dermawan. Beliau merupakan seorang manajer professional, menjalin
hubungan kerja dan hubungan social dengan baik, sehingga orang yang bermitra
dengannya dapat memperoleh kemajuan.
Aisyah r.a
adalah seorang ilmuwan mukmin yang menjadi rujukan umat. Beliau memiliki
tingkat kecerdasan luar biasa, sehingga dapat menghafal perkataan-perkataan
maupun perbuatan-perbuatan Rasulullah SAW. Karena itulah beliau merupakan
wanita yang paling banyak meriwayatkan Hadis Nabi SAW.
Dengan demikian,
kita dapat mengembangkan potensi untuk meraih prestasi dunia dan akhirat
dengan bekal IMAN – ILMU – AMAL. Perpaduan
iman-ilmu-amal yang terpatri kuat akan mengantarkan kita sebagai wanita yang
tanggap, trampil, dan tangguh dalam menghadapi problem kehidupan.