Urgensi Pendidikan Lingkungan Hidup bagi Santri
Urgensi Pendidikan
Lingkungan Hidup bagi Santri
Pemeliharaan lingkungan sejatinya
bukan hanya untuk kepentingan manusia itu sendiri, tetapi juga memelihara
seluruh makhluk Allah di alam raya ini. Alam ini diciptakan seimbang, dan tugas
manusia untuk menciptakan keseimbangan alam ini. Dengan kapasitasnya sebagai Khalifah,
manusia diamanahi untuk mengatur;memelihara; memakmurkan alam ini. Dalam
konteks ini, membangun sebuah nilai sosial melalui penafsiran teks-teks wahyu
merupakan sebuah keniscayaan.
Penafsiran tematik tentang
lingkungan merupakan hal yang penting. Namun lebih penting lagi adalah
mengimplementasikan pesan-pesan al-Qur’an dalam kaitannya dengan pemeliharan
lingkungan, sehingga tidak hanya pada tataran teori tetapi juga secara
implementatif dapat dilakukan. Banyak isyarat yang telah dituliskan dalam
al-Qur’an agar umat manusia memelihara lingkungan & menjaga keseimbangan
ekosistem alam, di antaranya adalah:
-
Munculnya kerusakan di
muka bumi akibat ulah manusia ( Q.S Ar Rum/30: 41)
-
Manusia semestinya memiliki nalar ibrah (Q.S Ar Rum / 30: 42)
-
Tidak israf /berlebihan (Q.S Al A’raf/7: 31)
-
Tidak itraf /bermewah-mewah (Q.S Al Isra’/17: 16)
-
Tidak tabdzir /kemubadziran (Q.S Al Isra’/17: 27)
Selain itu, Rasulullah saw juga telah memberikan banyak tuntunan,
antara lain :
إِنَّ
اللهَ طَيّبٌ يُحِبُّ الطَيِّبَ نَظِيْفٌ يُحِبُّ النَظَافَةَ كَرِيْمٌ يُحِبُّ
اْلكَرَمَ جَوَادٌ يُحِبُّ الْجُوْدَ فَنَظِّفُوْا أَفْنِيَتَكُمْ (رواه الترمذي)
“Allah menyukai kebaikan, kebersihan,
kemuliaan dan kebagusan (al Jud). oleh karena itu bersihkanlah
lingkunganmu” (HR at-Tirmidzi)
يُمِيْطُ
الْأَذَى عَنْ الطَرِيْقِ صَدَقَةٌ (رواه البخاري)
“Menyingkirkan gangguan dari jalan itu
adalah shadaqah” (HR al-Bukhari)
لاَ
ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ (رواه أحمد والبيهقي والحاكم وابن ماجه)
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri
maupun orang lain” (HR Ahmad, al Baihaqi, al Hakim, Ibnu Majah)
Semua tuntunan Nabi saw ini
menunjukkan bahwa hakikatnya agama Islam ini adalah agama rahmat untuk
semuanya, semesta alam ini (rahmatan lil alamin). Dan ini akan terwujud
ketika iman seorang muslim disempurnakan dengan ihsan, menjadi muslim yang kaffah,
muslim yang dicintai oleh Allah swt.
وَلاَ
تُفْسِدُوْا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا
وَطَمَعًا إنَّ رَحْمَتَ اللهِ قَرِيْبٌ
مِنَ المُحْسِنِيْنَ (الأعرف : 56)
وَأَنْفِقُوْا
فِي سَبِيْلِ الله ولا َتُلْقُوْا بِأَيْدِيْكُمْ إلى التَهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إنَّ الله يُحِبُّ المُحْسِنِيْنَ
(البقرة : 195)
Arti penting pendidikan
lingkungan hidup bagi santri
Satu hadis Nabi saw yang sangat masyhur di kalangan para santri yaitu :
النَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ
kebersihan itu merupakan bagian dari iman
Dengan berpegang teguh pada Sabda Nabi saw di atas,
maka kebersihan dalam ajaran Islam dengan sendirinya mempunyai aspek moral.
Ajaran kebersihan tersebut tidak hanya pesan belaka, tetapi dijadikan pola
hidup praktis yang mendidik manusia hidup bersih sepanjang masa, bahkan
dilembagakan dalam hukum Islam (fiqh). Dalam kitab-kitab fiqh semuanya memulai
uraiannya dengan bab tentang thaharah (kebersihan).
Dalam konteks sekarang ini, seyogyanya pembelajaran thaharah
diperdalam bahwa berperilaku hidup bersih untuk menjaga kelestarian lingkungan
hidup. jadi tidak semata untuk memenuhi syarat menjalankan ibadah mahdhah,
namun juga sebagai tindakan menjalankan ibadah ghairu mahdhah untuk menguatkan habl
minallah wa habl minnas.
Jika dalam tataran teori, santri diajari materi
tentang thaharah maka dalam implementasinya santri juga diajari untuk
membiasakan:
Ø Menjaga
kebersihan lingkungan (rumah, pondok dan sekitarnya); senantiasa thaharah,menjalankan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Ø Melakukan
penghijauan dengan menanam pohon atau memanfaatkan lahan
Ø Mengelola
dan/atau mengolah sampah
Ø Berhemat;
tidak israf, itraf, tabdzir
sebagaimana dicontohkan oleh Baginda Nabi saw,
teladan/uswah hasanah kita, yang mana hari ini hampir seluruh umat Islam
memperingati Maulid Nabi. Dan salah satu wujud cinta Baginda Rasul saw, kita
ittiba’ sunnah dengan menajga lingkungan, senantiasa thaharah yang
sesungguhnya…… Bukti Cinta Nabi Cinta Lingkungan.
Dalam tataran praktis ada salah satu pesantren yang
bisa menjadi referensi bagi kita dengan programnya Santri Sahabat Bumi,
yaitu Pondok Pesantren Al Muayyad Windan yang diasuh oleh Bapak Kyai H. Drs. M.
Dian Nafi’ dan Ibu Nyai Hj, Murtafiah Mubarokah, S.Pd.I beserta para ustadz,
yang beralamat di Makam Haji, Kec. Kartasura, Kab. Sukoharjo.