MUROQOBAH
ADAB YANG HARUS DIMILIKI GURU (2):
MUROQOBAH
Adab selanjutnya yang menurut Hadrotusysyaikh KH.
Hasyim Asy’ari harus terdapat dalam diri seorang guru adalah muroqobah kepada
Allah SWT, baik di tempat sunyi maupun ramai ( Muhammad Hasyim Asy’ari, Adabul
‘Alim Wal Muta’alim, Maktabah Turots Al Islamiyah, halaman 55). Muroqobah
artinya adalah merasa dekat dan selalu diawasi oleh Allah SWT.
Dalam surat Al Ahzab ayat 52 dikatakan
وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ رَقِيبًا
Artinya: Dan Allah Maha mengawasi segala sesuatu.
Ada sebuah cerita yang termuat dalam kitab Risalatul
Qusyairiyah Bab 3 nomor 21 tentang muroqobah. Dimana seorang Syaikh memberikan ayam kepada
murid-muridnya. Syaikh itu memerintahkan untuk menyembelih ayam tersebut tanpa
diketahui siapapun. Berangkatlah para murid dan kembali dengan membawa ayam
yang sudah tersembelih. Hanya 1 anak saja yang ayamnya masih hidup. Sang
gurupun bertanya, kenapa kau tidak mematuhi perintahku? Murid itu menjawab, justru
aku mematuhi perintahmu, syaikh. Aku tidak menemukan tempat dimana tidak ada
yang tahu dengan perbuatanku, karena Allah selalu mengawasi.
Begitulah gambaran muroqobah. Merasa bahwa Allah
selalu melihat apa yang kita lakukan. Dengan begini, maka akan timbul mawas
diri untuk tidak melakukan sebuah tindakan yang menyalahi aturan dan
merahasiakannya karena sadar akan pengawasan Allah atas segala tindakan dan
ucapan yang dilakukan.
Guru adalah seorang pendidik. Apapun yang diucapkan
dan dilakukan bisa menjadi role model bagi anak didiknya. Memberi contoh yang
baik, sama artinya dengan memerintah para murid untuk melakukan yang sama
dengan apa yang dilakukan gurunya. Begitu pula sebaliknya. Tanpa adanya sifat
muroqobah, mustahil seorang guru akan tetap menjaga sikap dan tuturnya.
Sikap muraqabah
merupakan titik tolak kebaikan. Maqam ini dapat dicapai bila seseorang sudah
mengadakan muhasabah. Instropeksi dan meneliti kekurangan diri sendiri.
Memperhitungkan amal perbuatannya sendiri. Dengan begitu, seseorang akan lebih
mawas dan berusaha untuk memperbaiki diri.
Sederhana saja,
ketika mau membolos, seorang guru akan berpikir beribu kali karena tahu bahwa
Allah dekat dengannya. Saat sedang berduaan dengan murid, guru tidak akan
melakukan hal-hal di luar batas karena yakin Allah mengawasi semua tindak
langkahnya. Saat menyampaikan materi, juga akan lebih berhati-hati. Jangan
sampai apa yang disampaikan kepada anak didiknya menyimpang dari ajaran Allah
dan Rasulnya. Karena apapun yang dilakukan murid, akan menjadi tanggungjawab
jawab seorang guru nanti di akhirat.
Dalam Al Quran,
Allah berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ
ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Tepat sekali
jika Hadrotussyaikh menetapkan sifat muroqobah sebagai salah satu adab yang
harus dimiliki seorang guru. Karena dari sifat ini,
akan muncul pengamalan yang maksimal dalam beribadah kepada Allah SWT,
dimanapun ia berada, atau kapanpun ia beramal dalam kondisi seorang diri,
ataupun ketika berada di tengah-tengah keramaian orang. Seorang guru adalah pendidik jiwa raga para muridnya.
Sehingga dibutuhkan pribadi yang dekat dan penuh ketaqwaan kepada Allah. Agar
ilmu yang diterima anak-anak benar-benar ilmu yang diridloi oleh Allah SWT.
Penulis: Ummy
Atika Anwar, Bidang Pendidikan JP3M Nusantara.