Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

CERMAT MENGGUNAKAN AIR SEDIKIT


CERMAT MENGGUNAKAN AIR SEDIKIT

Oleh Meela Fashih 
( khodimah PP. Manba'ul 'Ulum Grobogan Jateng) 

            Ketika kita sedang bepergian, seringkali kita harus singgah di tempat-tempat tertentu seperti masjid, musholla, POM bensin ataupun rest area. Selain untuk mengistirahatkan badan dari letihnya perjalanan, kadang juga harus melaksanakan sholat karena sudah masuk waktunya. Saat ini, di tempat-tempat tersebut biasanya juga sudah menyediakan sarana sanitasi.

            Namun ironinya, karena berbagai pertimbangan seperti perawatan kebersihan dan efisiensi lahan, kamar mandi yang ada  hanya menyediakan tempat penampungan air (bak air) yang berukuran kecil. Bahkan banyak juga yang hanya berupa ember, yang bahkan jika dipenuhi dengan air pun tidak akan mencapai 2 qullah (standar air banyak dalam fiqih- 60 cm3).

            Syekh Zainuddin al malibary dalam kitabnya fath al muin berkata:

 

فتح المعين - (ج 1 / ص 32(

وينجس قليل الماء وهو ما دون القلتين حيث لم يكن واردا بوصول نجس إليه يرى بالبصر المعتدل غير معفو عنه في الماء ولو معفوا عنه في الصلاة

 

"Air yang sedikit yakni air yang tidak mencapai ukuran dua qullah juga bukan air mengalir, dihukumi najis dengan sebab air tersebut terkena najis  yang bisa dilihat oleh pandangan orang yang mu'tadil (normal), najis tersebut bukan najis yang ditoleransi kenajisannya jika masuk dalam air meskipun ada toleransi hukum ketika terkena saat sholat"

 

            Air sedikit dalam standar fiqih (tidak mencapai 2 qullah- 216 liter) akan menjadi air mutanajjis jika terkena najis meskipun tidak ada perubahan dalam sifat-sifatnya (warna, bau dan rasa), sehingga tidak bisa digunakan untuk bersuci. Sementara jika terkena air musta'mal (yakni air yang telah digunakan untuk menghilangkan hadas atau najis dan tidak mengalami perubahan dalam ketiga sifatnya) selama air dalam ember tidak mengalami perubahan sifat maka masih tetap bisa digunakan untuk bersuci menurut pendapat ashoh. 

 

روضة الطالبين - (ج 1 / ص 12)

فرع إذا اختلط بالماء الكثير أو القليل مائع يوافقه في الصفات  الورد المنقطع الرائحة وماء الشجر والماء المستعمل فوجهان

 أصحهما إن كان المائع قدرا لو خالف الماءفي طعم أو لون أو ريح لتغير التغير المؤثر يسلب الطهورية وإن كان لا يؤثر مع تقدير المخالفة لم يسلب

 والثاني إن كان المائع أقل من الماء لم يسلب

 وإن كان أكثر منه أو مثله سلب

 وحيث لم يسلب فالصحيح أنه يستعمل الجميع

 وقيل يجب أن يبقى قدر المائع

 وقيل إن كان الماء وحده يكفي لواجب الطهارة فله استعمال الجميع وإلا بقي

           

            Kiranya  ada beberapa hal  perlu kita perhatikan saat menggunakan air yang sedikit, diantaranya:

1.      Buang air kecil/besar dengan jongkok atau di closet dan pastikan percikan najisnya tidak jatuh ataupun mengenai air dalam bak air

2.      Saat beristinja' / cebok dengan jongkok juga, sehingga tidak ada sisa air cebokan ataupun percikannya masuk kembali ke bak air

3.      Jika berwudlu atau mandi besar dari bak air yang kecil, jangan memasukkan tangan atau anggota badan lain ke dalam bak air sehingga menjadikannya air musta'mal dan tidak bisa digunakan untuk bersuci

4.      Jika sulit untuk menjaga percikan najis masuk pada ember air dan untuk memastikan kesucian air yang kita gunakan, maka kita bisa langsung mengambil air dari kran dengan gayung

 

Referensi

1.      Abu Abdillah Muhammad ibn Qosim, Tausyih Ala Fath Al Qorib Al Mujib, Surabaya: Maktabah Dar Ihya al Kutub

2.      Zainuddin Al Malibary, Fath Al Muin, Surabaya: Dar Al Ilmi

3.      Abu Zakariyya Yahya Ibn Syarof al Din An Nawawi, Roudloh Al Tholibin wa Umdah AL Muftin, Bairut: Al Maktab Al Islami