Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kedudukan Wanita dalam Islam (2)


Dalam artikel sebelumnya dengan judul yang sama telah diuraikan bagaimana  ajaran Islam memberikan kedudukan yang mulia pada wanita. Kemuliaan wanita daam islam meliputi semua pesan, baik sebagai anak, sebagai orangtua, istri maupun warga masyarakat. 

Pada artikel sebelumnya telah dipaparkan hadist-hadist nabi yang menjadi rujukan tentang kedudukan wanita khususnya sebagai anak dan ibu. Pada artikel ini akan ditunjukkan bagaimana hadist-hadist nabi memberikan kontribusi pada penghormatan wanita ketika menempati peran sebagai istri dan sebagai anggota masyarakat.


gambar: iqra.id

a. Sebagai istri

Selain mengatur tentang kewajibannya sebagai seorang istri, syariat islam juga mengingatkan tentang pentingnya memenuhi hak-hak istri. Posisi suami yang dijadikan pemimpin dengan segala kelebihannya,  maka melindungi istri dan memperlakukan dengan baik adalah sebuah kewajiban baginya. Bersabar dengan segala kekurangan dan kelebihannya, mendidiknya, dan mengingatkan kesalahan istrinya dengan penuh kasih sayang.

رواه الشيخان في الصحيحين عن النبي من حديث ابي هريرة  اسْتَوْصُوا بالنِّساءِ خَيْراً ؛ فَإِنَّ المَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلعٍ ، وَإنَّ أعْوَجَ مَا في الضِّلَعِ أعْلاهُ ، فَإنْ ذَهَبتَ تُقيمُهُ كَسَرْتَهُ ، وَإنْ تَرَكْتَهُ ، لَمْ يَزَلْ أعْوجَ ، فَاسْتَوصُوا بالنِّساءِ خَيْراً 

Artinya : Terimalah wasiatku untuk berbuat baik kepada para wanita. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok). Dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah tulang rusuk teratas. Apabila kamu meluruskannya kamu akan mematahkannya, namun apabila kamu diamkan dia akan semakin bengkok, maka berlaku baiklah padanya.

Dalam hadits yang lain, disebutkan bahwa sikap suami kepada istri menjadi tolak ukur keimanan seseorang. 

حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَائِشَةَ وَابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami 'Abdah bin Sulaiman dari Muhammad bin 'Amr, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap para istrinya." Abu Isa berkata; "Hadis semakna diriwayatkan dari Aisyah dan Ibnu Abbas." Dia menambahkan; "Hadis Abu Hurairah merupakan hadis hasan sahih.


Dan masih banyak hadits-hadits lain yang menceritakan bagaimana Rasulullah memperlakukan istri-istrinya dengan lembut yang semuanya itu semoga bisa menjadi tauladan bagi semua muslim dalam berumahtangga. 

b. Warga masyarakat

Tidak hanya sebagai keluarga saja, tetapi Islam juga menganjurkan untuk berlaku baik terhadap wanita yang tidak memiliki hubungan kekerabatan jika memang membutuhkan pertolongan. Seperti dalam hadits berikut:

  من حديث أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:(السَّاعِي عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالمِسْكِينِ ، كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ، أَوِ القَائِمِ اللَّيْلَ الصَّائِمِ النَّهَارَ)

Artinya: orang yang membantu janda dan orang miskin seperti seorang mujahid fisabilillah, atau seperti orang yang selalu shalat malam dan tidak pernah malas, atau seperti orang yang terus berpuasa tanpa henti.

Demikian, sedikit gambaran tentang penghormatan Islam pada sosok wanita. Betapa beruntungnya kita, para wanita yang dilahirkan setelah diutusnya Rasulullah SAW. Namun keistimewaan itu tidak akan didapat tanpa adanya ilmu dan akhlak yang baik dalam diri seorang wanita. Oleh karena itu, sebagai wanita harus selalu  bermuhasabah diri, sudah layakkah gelar “mulia” disematkan pada kita. Sudah pantaskah kita mendapatkan penghormatan yang tinggi seperti yang dijanjikan dalam Al-Quran.

Dan kata “layak” ini tentu ada “bayarannya”, yaitu peningkatan kualitas diri dengan ilmu, ibadah dan akhlak. Karena wanita adalah pencetak generasi bangsa. Baik buruknya suatu bangsa, bisa bergantung pada kualitas para wanitanya.

Oleh: Nyai Hj. Ummy Atika

Wallahu A’lam.