Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kedudukan Wanita dalam Islam (1)


Dalam ajaran Islam, kedudukan wanita sangat dimuliakan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat Al-Quran dan hadits yang menjelaskan tentang keistimewaan para wanita. Dalam setiap fase kehidupannya, wanita diberikan hak istimewa. Baik wanita sebagai anak, sebagai orangtua, istri maupun warga masyarakat, wanita tetap mendapat tempat yang mulia. Berikut adalah beberapa hadits mengenai wanita yang bisa kita pelajari bersama.


gambar: iqra.id

  1. Sebagai Anak

في رواية الترمذي عنه وللترمذي أيضا عنه أن رسول الله قال لا يكون لأحدكم ثلاث بنات أو ثلاث أخوات فيحسن إليهن إلا دخل الجنة

Artinya: “diceritakan dari Imam Tirmidzi, sesungguhnya Nabi telah bersabda : siapa yang memiliki 3 orang anak perempuan atau 3 orang saudara perempuan, dan dia memperlakukannya dengan baik, maka surgalah balasan baginya".

(dinuqil dari kitab ‘Umdatul Qari’ Syarh Shohih Bukhori, juz 32 halaman 176)

Dalam hadits lain, dikatakan


وعن عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَنْ كَانَ لَهُ ثَلاثُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ وَأَطْعَمَهُنَّ وَسَقَاهُنَّ وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

Artinya: “diceritakan dari Uqbah Ibn Amir, nabi Muhammad SAW bersabda : Barangsiapa memiliki tiga anak perempuan, dan dia bersabar atas mereka, serta memberikan mereka makanan, memberi minum dan pakaian dengan kerja kerasnya, maka Allâh akan menjadikan mereka sebagai hijab (penghalang) baginya dari api neraka pada hari Kiamat”.

( Dinukil dari kitab مجموع فتاوى ومقالات الشيخ ابن باز (25/ 364).)

Sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul, anak perempuan merupakan aib bagi bangsa Arab. Memiliki anak perempuan, merupakan sebuah kabar buruk yang memalukan bagi mereka, sehingga bayi perempuan akan berakhir di dalam liang lahat secara hidup-hidup, atau dimasukkan ke dalam sumur dengan sengaja.

Namun, setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW. dengan membawa syariat islam, cara pandang terhadap wanita berubah 180 derajat. Orangtua dijanjikan surga dan terhindar dari api neraka, jika ridlo dengan takdir memiliki anak perempuan, merawat dan memperlakukan anak perempuanya dengan kasih sayang. Membekalinya dengan pengetahuan agama dan akhlak yang baik.

 

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ، وَأَبُو بَكْرٍ ابْنَا أَبِي شَيْبَةَ - الْمَعْنَى - قَالاَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنْ أَبِي مَالِكٍ الأَشْجَعِيِّ، عَنِ ابْنِ حُدَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏ "‏ مَنْ كَانَتْ لَهُ أُنْثَى فَلَمْ يَئِدْهَا وَلَمْ يُهِنْهَا وَلَمْ يُؤْثِرْ وَلَدَهُ عَلَيْهَا أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ ‏

 

Artinya : “Barangsiapa memiliki anak perempuan dan dia tidak menguburnya hidup-hidup, tidak pula dia hinakan, dan tidak lebih mengutamakan anak laki-laki darinya, maka Allâh akan memasukkannya kedalam surga”

( Dinukil dari kitab Sunan Abi Daud Juz 43 hadits nomor 5146 )

2. Sebagai Ibu

Kewajiban berbakti pada ibu, disebutkan sampai 3 kali dalam sebuah hadits

 

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ بَحِيرِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِ يكَرِبَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِأُمَّهَاتِكُمْ ثَلَاثًا إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِآبَائِكُمْ إِنَّ اللَّهَ يُوصِيكُمْ بِالْأَقْرَبِ فَالْأَقْرَبِ

 

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin 'Ammar, telah menceritakan kepada kami Isma'il bin 'Ayyasy, dari Bahir bin Sa'd, dari Khalid bin Ma'dan dari Al Miqdam bin Ma'dikarib, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mewasiyatkan kalian supaya berbakti kepada ibu-ibu kalian -beliau mengucapkan hingga tiga kali-, berbakti kepada bapak-bapak kalian, berbakti kepada kaum kerabat kalian, lalu kepada kerabat yang lebih dekat lagi."

( Dinuqil dari kitab Shohih Ibnu Majah, nomor hadits 2969 )

 

Pemuliaan khusus kepada ibu ini dengan cara berbakti kepadanya, mendoakannya, dan menjalin hubungan baik dengan ibu. Hal ini disebabkan salah satunya karena perjuangan seorang ibu dalam mengandung, melahirkan dan merawat anaknya.

 

Dalam sebuah hadits shahih Nasa’I yang diriwayatkan oleh sahabat Muawiyah Ibn Jahimah, diceritakan:

 

أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَبْدِ الْحَكَمِ الْوَرَّاقُ، قَالَ حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ، عَنِ ابْنِ جُرَيْجٍ، قَالَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ طَلْحَةَ، - وَهُوَ ابْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ - عَنْ أَبِيهِ، طَلْحَةَ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السُّلَمِيِّ، أَنَّ جَاهِمَةَ، جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ ‏.‏ فَقَالَ ‏"‏ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ ‏"‏ ‏.‏ قَالَ نَعَمْ ‏.‏ قَالَ ‏"‏ فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا ‏"‏

Artinya: Jahimah Assulamiy datang menemui Rasulullah, wahai Rasûlullâh! Aku ingin ikut dalam peperangan (berjihad di jalan Allâh Azza wa Jalla ) dan aku datang untuk meminta pendapatmu.” Maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu mempunyai ibu?” Dia menjawab, “Ya.” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tetaplah bersamanya! Karena sesungguhnya surga ada di bawah kedua kakinya.”

 

Merawat dan berbakti pada ibu yang masih hidup, bahkan lebih diutamakan daripada pergi berperang untuk jihad fi sabilillah. Ada satu pendapat yang mengatakan, bahwa surga bergantung pada ridlo seorang ibu.

 

 (Dinuqil dari Shohih Imam Nasai, juz 25, nomor hadits 3104)

 

Demikian sedikit gambaran tentang bagaimana kedudukan wanita dalam syariat Islam. Semoga bisa menambah rasa syukur dan semangat kita dalam meningkatkan kualitas sebagai perempuan, sehingga baik sebagai anak maupun ibu, kita bisa mengantarkan orang-orang tersayang menuju ridlonya Allah SWT.

 

Penulis : Ummy Atika, Bidang Kitab JP3M